— jimmy kosasih <jimmy.kosasih@yahoo.co.id>  tanya :

> kalo togel apa boleh dilakukan junzi? bukankah togel juga merupakan kreatifitas kita untuk memprediksi nomer yang bakal muncul? dan prosesnya sangat rumit (bukan berarti saya pemain togel).

jawab :

Kalo togel dilarang, tapi kalo SDSB boleh. Mau tahu alasannya ? Karena togel sudah jelas-jelas singkatan dari Toto Gelap sedang SDSB singkatan Suharto Datang Semua Beres ! (just kidding, ini adalah jawaban ala Orde Baru)

Anda pernah membaca Mahabharata dan Bharatayudha nggak? Peperangan antara Pandawa dan Kurawa itu dipicu karena permainan judi (dadu). Dalam permainan itu
Pandawa sampai menjual istrinya (Drupadi) yang kemudian coba ditelanjangi oleh Dursasana. Jika dikatakan Pandawa itu simbol kesucian dan kebenaran, mengapa mereka sampai mau bermain judi ? Ada orang yang mengatakan bahwa seorang ksatria tidak boleh menolak tantangan lawan termasuk jika tantangan itu adalah bermain judi. Bagaimana menurut anda ?

Sebenarnya agama KHC itu tidak seperti agama lain yang kaku dan mempunyai sejumlah aturan yang keras (sehingga kadang nabinya sendiri tidak bisa menjalankan !) tapi dipaksakan untuk berlaku bagi umatnya. Agama KHC tidak dilengkapi dengan 10 perintah
Allah atau serangkaian fatwa yang bersifat mengikat. Nabi Kong Zi mengajarkan tentang Kesusilaan dan Kebenaran bukan halal atau haram. “BagiKu tiada sesuatu yang mesti boleh atau mesti tidak boleh.”(Sabda Suci XVIII.8:5)

Disini saya tidak akan membicarakan togel (terbatas pada satu jenis permainan) melainkan membicarakan judi (ruang lingkup yang lebih luas). Apakah anda setuju
jika saya katakan bahwa berdagang itu sama dengan berjudi ? Orang membeli barang (untuk dijual lagi) tentu dengan perhitungan akan bisa mendapatkan untung. Tentu selalu ada resiko harga barang itu bisa turun dan dia bisa merugi. Sama juga dengan judi yang ada kemungkinan menang dan juga kalah.
Bangsa Indonesia ini sebenarnya sudah terjangkiti sikap munafik ! Undian bisa dianggap judi jikaberhadiah uang sedang jika berhadiah barang tidak dikategorikan judi ! Lho aneh bukan ? (Atau saya salah dalam mengartikan kata munafik.) Karena itulah ada
anekdot : Seorang kyai diberitahu bahwa anaknya main judi, dia langsung berseru ‘Astafirullah’, tapi ketika orang itu melanjutkan “Dia menang pak kyai”, kyainya
langsung menyahut, “Alhamdullilah.”

Sebenarnya yang menjadi momok dari judi ini bukanlah hadiah uang atau barang melainkan sifatnya yang membuat ketagihan. Jika untuk berdagang orang harus
memeras tenaga dan membutuhkan waktu untuk meraih keuntungan sedangkan judi ini bisa mendapatkan keuntungan dengan cara yang sangat mudah dan cepat.
Orang yang malas akan menjadi ketagihan dan jatuh dalam perangkap judi yang memabukkan. Jika hartanya saja yang musnah, itu tidak jadi masalah. Tapi
bagaimana jika sampai merugikan orang lain ? (anda tentu tahu maksud saya).

Di dunia ini segala hal jika dilakukan secara berlebihan pasti akan berakibat buruk. Karena itulah umat KHC diberi ajaran Zhong Yong (Tengah Sempurna). Seperti halnya minuman keras, apakah anda bisa menahan diri tidak sampai mabuk, apakah anda juga bisa menahandiri tidak sampai ‘gila’ judi hingga melupakan semuanya termasuk Kesusilaan dan sikap Tengah ?

Menjaga sikap Tengah ini tidak gampang lho ! Karena itu bagi yang tidak mengenal togel/judi, sebaiknya jangan coba-coba mengenalnya. Menjadi orang buruk itu
cukup 1 jam bisa jadi orang buruk, tapi menjadi baik itu sulit. Melakukan perbuatan baik selama 10 tahun belum  tentu bisa disebut orang baik ! camkan ini !

tanya :

> kebaktian yang saya tahu adalah seperti proses
> belajar di kelas-kelas, tapi sang murid nggak bisa
> nanya. apakah kebaktian diwajibkan didalam agama
> Konghucu?

jawab :

Sudah anda jawab sendiri bahwa kebaktian seperti
proses belajar di kelas-kelas. Menurut anda proses
belajarnya itu wajib/tidak ? Nah, tidak selamanya
belajar harus selalu dikelas khan ? Kebaktian di
Lithang adalah proses pengajaran dan penjelasan
ayat-ayat suci oleh para rohaniawan yang dianggap
lebih tahu ketimbang umat biasa. Dimana kita bisa
bertemu dengan rohaniawan (dan mendengarkan dia
berkhotbah) jika tidak di lithang ?
Kehadiran anda di acara Kebaktian di Lithang jelas
merupakan kesempatan untuk mendengar penjabaran ayat.
Lain dengan kebaktian di gereja yang jika umatnya
tidak hadir maka dianggap berhutang atau berdosa.
Tidak hadir di lithang berarti anda kehilangan
kesempatan untuk mendapatkan pengajaran (seperti
seorang mahasiswa yang mbolos kuliah) tapi tidak ada
sanksi dosa dan lain sebagainya.

tanya :

jika ya, di kitab mana disebutkan adanya
> kebaktian, lebih-lebih ada nyanyian-nyanyian persis
> suasana gereja pada hari minggu.

jawab :

Lho bukankah Nabi Kong Zi mengajarkan murid-muridnya
tentang Musik ? Meng Zi bahkan merupakan orang pertama
yang mengangkat fungsi musik lebih dari sekedar
‘ungkapan jiwa’ menjadi alat untuk berbuat Kebajikan.
Anda jangan meremehkan fungsi lagu-lagu gereja. Ada
beberapa lagu gereja yang begitu ‘menghipnotis’
umatnya sehingga saat mereka pergi ke gereja dan
bernyanyi, maka semua kegalauan hati dan masalah rumah
tangga yang menumpuk seolah hilang begitu saja diganti
dengan sukacita ‘memuji tuhan’. Tentu saja setelah
pulang ke rumah, semua masalah itu akan muncul kembali
dan tidak terpecahkan karena lagu-lagu gereja itu
menjadi semacam pelarian belaka.
Saat ini dunia sedang dilanda Karaoke. Tahukah anda
mengapa Karaoke ini begitu digemari ? Persis seperti
lagu gereja itu. Coba saja jika anda punya masalah dan
anda diliputi perasaan marah, kesal tapi tidak bisa
diungkapkan. Cobalah anda berkaraoke, pilih lagu yang
reference-nya sangat tinggi (memungkinkan anda
berteriak-teriak) . Dijamin setelah menyanyi, anda akan
sedikit lega karena ada sarana untuk melampiaskan apa
yang tersimpan di dada ! (ini baru satu dari manfaat
Karaoke yang disebutkan disini).
Jika saya mengikuti kebaktian dan tiba saat untuk
menyanyi, saya lebih senang menilai lagu itu dari sisi
enak-tidaknya lagu itu di telinga saya. Jika enak, ya
saya ikut nyanyi sekaligus memuji kalo pengarangnya
pasti orang yang berbakat seni. Gitu lho. enteng khan.
Jika acara nyanyi-nyanyi dihapuskan, lalu kapan umat
KHC bisa belajar musik ? Kasih jalan keluar dong dulu,
baru usulan anda dimajukan ke MATAKIN.

tanya :

> jika jawaban tidak, kenapa kita terpatok pada aturan
> main matakin? jika memang tidak diwajibkan, mestinya
> ada semacam forum diskusi seperti nabi mengajarkan
> murid-muridnya dimana saja dan kapan saja,
> sampai-sampai pada saat di tengah medan perang nabi
> Konghucu masih mengajarkan kepada murid-muridnya.
> (cmiiw).

jawab :

Maunya saya juga ada forum diskusi seperti itu.
Website MATAKIN ada tulisan forum diskusi, tapi
bagaimana bentuknya ? Kalo dilink ke
Pakin.proboards81. com pengasuhnya juga kurang berani
berargumen. (Setidaknya seperti sayalah ! 🙂 Pantang
Malu he he he)

Dimana saja dan kapan saja ? Apa maksud anda ? Apakah
anda mengharapkan ada seorang Nabi yang lahir dijaman
ini ? Ataukah anda ingin ada layanan SMS REG_KHC
semacam itu ?
Kalo yang kedua saya sangat tidak setuju. Layanan SMS
itu mengeluarkan biaya dan bersifat komersil. Padahal
yang diperjualbelikan adalah ayat suci Nabi Kong Zi.
Entah kalo umat lain mau menjualbelikan ayat, itu
urusan mereka. Kalo saya punya idealisme. Ayat Suci
kok dibuat cari uang. Mau dihargai berapa ? Kalo saya
memungut biaya serupiah sekalipun, berarti saya telah
membuang idealisme saya. Saat itu silahkan anda
mencaci maki saya, saya akan keluar dari group ini
karena malu menyandang nama junzigroup.

Kalo opsi pertama juga sulit. Tapi selalu ingat sabda
Nabi “Setiap kali jalan bertiga, selalu ada yang
kujadikan guru”. Tidak perlu menunggu seorang Nabi,
kita selalu bisa belajar dari kelebihan atau kelemahan
seseorang. Yang baik harus ditiru dan yang buruk untuk
dibuat berkaca, apakah diri sendiri seperti itu atau
tidak.

beda bunsu dan hatsu

November 3, 2007

tanya :

> apa beda bunsu dan hatsu?
jawab :

Pengurus MATAKIN harusnya lebih bisa menjelaskan hal
ini secara lebih jelas.
Saya terjemahkan saya secara harafiah :
bunsu adalah bahasa hokkian dari Wen Shi. Wen disini
berarti budaya, tulisan sedang Shi berarti guru (sama
seperti dalam shi dalam kata Laoshi).

hatsu ? mungkin maksudnya Haksu adalah bahasa Hokkian
dari Xue Shi. Xue berarti belajar, mengajar sedang Shi
berarti guru.

Salah satu kelemahan agama KHC saat ini adalah
penggunaan bahasa mandarin yang tidak standar atau
bahasa Hokkian sehingga ejaannya bisa berbeda-beda di
lain tempat. Ada usaha untuk mengubahnya menjadi ejaan
standar yakni Hanzi Pinyin, tapi itu masih belum
sempurna dan bahkan MATAKIN sendiri kurang menguasai
Pinyin ini.
Di websitenya kadang tertulis Zhong Yong kadang juga
Zong Yong. Padahal Zhong dan Zong itu bunyinya lain.
Seharusnya ada badan khusus dalam MATAKIN yang
mengurusi hal ini. Tidak semua harus dipinyinkan tapi
harus jelas mana yang sudah diindonesiakan dan mana
yang harus dipinyinkan.
Contoh : Yang benar itu agama Khonghucu atau Konghuchu
atau Konghucu ? Karena sudah di Indonesiakan tinggal
pilih satu yang standar, tidak perlu lagi istilah
agama Kongfuzi atau Konfusian.
Wi Tik Tong Thian-Ham Yu Iet Tik perlu dipinyinkan
menjadi Wei De Dong Tian- Xian You Yi De atau tidak ?
Bagaimana jika teks itu tercantum dalam bait lagu /
doa ? Ini perlu dipikirkan oleh MATAKIN agar tidak
makin menyulitkan/ membingungkan generasi berikutnya.

perihal minuman beralkohol

October 30, 2007

tanya :

jimmy kosasih <jimmy.kosasih@ yahoo.co. id> wrote:
> apakah boleh seorang junzi minum bir atau vodka?

jawab :

“Sugiaman Gonassis” <aman_wu74@yahoo.co.id> wrote :

Kong Zi bersabda, “Yang dibenci umum harus diperiksa,
yang disukai umum harus diperiksa pula.”(Sabda Suci
XV.28)

Orang membuat minuman keras semacam bir atau vodka
tentu ada tujuannya. Misalnya vodka yang berasal dari
Rusia. Rusia itu sebagian wilayahnya terletak di
daerah utara yang dingin sehingga minum vodka bisa
digunakan untuk menghangatkan badan. Lha di Indonesia
ini panasnya bukan main, untuk apa minum vodka ?

Anda pasti pernah dengar cerita “Pendekar mabuk”
(Drunken Master) atau jurus dewa mabuk dan lain-lain.
Si tokoh jagoan, harus teler dulu baru bisa
mengeluarkan jurus andalannya. Nah anak-anak jaman
sekarang yang tidak mengerti lalu kepingin niru
mabuk-mabukan, siapa tahu bisa keluar ‘jurus dewa
mabuk’. Kalo di Indonesia, seringkali pemuda
pengangguran pura-pura minum bir lalu mabuk kemudian
memalak/meminta uang dengan paksa kepada siapa saja
yang lewat. Jika kemudian dilaporkan kepada pihak yang
berwenang / polisi, mereka beralasan lagi mabuk dan
tidak sadar saat berbuat jahat. Padahal, orang yang
benar-benar mabuk berat, jangankan untuk mengancam
orang lain atau berkelahi, untuk berdiri saja susah
karena pandangannya kabur dan kepalanya puyeng !
Kalo tidak salah dalam film yang dibintangi Jacky
Chan, disebutkan bahwa alkohol bukan menyebabkan orang
menjadi kuat atau hebat melainkan membuat orang mati
rasa sehingga tidak bisa merasakan sakit saat
berkelahi. Tapi sesudah mabuk, tentu akan berakibat
buruk bagi kesehatan. Inilah intinya.

Apakah boleh seorang junzi minum bir atau vodka ? Kalo
saya pribadi tidak akan melakukannya (karena tidak ada
gunanya). Tapi apakah di Rusia yang dingin sekali lalu
ada orang yang minum vodka maka orang itu lalu dicap
bukan seorang junzi ?

Saya pernah membaca buku tentang bisnis, dikatakan
bahwa ada sebuah daerah di Tiongkok yang mempunyai
kebiasaan untuk menjamu tamu dengan minum arak
(mungkin karena daerah itu penghasil arak). Tamu yang
tidak mau minum bisa dianggap menghina tuan rumah.
Bagaimana jika anda seorang pebisnis lalu datang ke
daerah itu ? Minum atau tidak ? Pebisnis dalam buku
itu beralasan tidak diperbolehkan dokter sehingga bisa
menghindari tidak minum arak.

Karena agama KHC mengajarkan Jalan Tengah, maka kita
sebaiknya juga menggunakan jalan Tengah. Jika ada
alasan kuat untuk minum, itu bukan sesuatu yang
diharamkan, asalkan kita bisa (berlaku tengah yakni)
menjaga diri kita tidak sampai mabuk atau merugikan
orang lain. Sebaliknya jika tidak ada alasan kuat
untuk minum, ya jangan mencari-cari alasan untuk bisa
minum sekedar untuk memuaskan keinginan pribadi yang
tak terkendali.

Kong Zi bersabda, “Seorang Junzi itu benci akan
perbuatan menutupi ketamakan dengan berdalih-dalih
mencari alasan.” (Sabda Suci XVI.1:9)
Kong Zi bersabda, “Seorang Junzi benci akan perbuatan
gegabah tanpa memikirkan akibatnya.” (SS XVII.24:2)

tanya :

jimmy kosasih <jimmy.kosasih@ yahoo.co. id> wrote:
> apakah sama pengertian tentang Tao dari agama Tao
> dan pengetian Tao dari agama Konghucu?

jawab :

On 10/29/07, Sugiaman Gonassis <aman_wu74@yahoo. co.id> wrote: Tidak sama.
Kalo di agama KHC, Tao diterjemahkan sebagai Jalan
Suci, yakni semacam cara (hidup) yang ideal untuk
ditempuh oleh manusia.
Sebaliknya Tao dalam agama Tao (dan juga Filsafat
Taoisme) mempunyai definisi lebih luas dan kadang
rancu. (Ini bukan bermaksud menghina, tapi saya coba
cari perbandingan) Anda mungkin pernah membaca komik
Smurf dimana ada segerombolan makhluk (katakanlah
kurcaci) yang menggunakan kata ‘smurf’ dalam pelbagai
arti. “Mari kita mensmurf apa yang kita smurf ….
dst”.
Nah makna Tao dalam agama Tao ini sangat luas dan bisa
mencakup apa saja. Tuhan (dalam hal ini sebagai zat
pemula) juga dikatakan sebagai Tao. Ajarannya juga di
sebut Tao. Sesuatu yang tidak bisa dijabarkan oleh
mereka juga dikatakan sebagai Tao. Dalam kitab Dao De
Jing disebutkan bahwa ‘Tao tidak bisa diberi nama,
yang diberi nama berarti bukan Tao yang sebenarnya.
Karena tidak tahu namanya maka kunamakan dia Tao …’
(kata-katanya tidak persis seperti ini ~ ini hanya
seingat saya). Keluasan arti ini merupakan kelebihan
sekaligus kelemahan dari filsafat Daoisme ini sendiri.

jawab :

buditamtomo@gmail.com wrote :

saya tidak setuju kalau
sugiaman mengatakan bahwa Tao di Konghucu dan Dao nya Laozi itu beda, menurut hemat saya, kedua nya sama, jangan membahas atau melihatnya hanya dari terjemahan, tapi telusurilah dalam bahasa aslinya. dalam Kitab Zhong Yong dan Yi Jing banyak membahas nya, coba telusuri lagi.(maaf saya saat ini belum bisa jelaskan panjang lebar disini, karena masih sangat sibuk sekali, nanti sudah sempat bisa kita teruskan.).

jawab :

“Sugiaman Gonassis” <aman_wu74@yahoo.co.id>

Saya sangat senang jika bisa mendengar uraian anda,
(Saya tunggu uraiannya), tapi biar bagaimanapun saya
tetap bersikeras bahwa Dao dari Kong Zi itu berbeda
dengan Dao dari Lao Zi. Karena itulah ajaran Filsafat
Daoisme (bukan agama Dao) tidak bisa disamakan dengan
Agama KHC ataupun Filsafat KHC. {agama Dao dan
Filsafat Daoisme sedikit berbeda karena itu perlu
penjabaran secara terpisah). Saya tidak mengatakan
bahwa agama KHC lebih baik daripada Daoisme, tapi
keduanya memang mengambil sudut pandang yang berbeda.

Perasaan (hati/batin) sebelum timbulnya rasa gembira,
marah, sedih, senang dinamakan ‘Tengah’.
Setelah timbul (rasa gembira, marah, sedih, senang)
tetapi masih didalam batas Tengah, dinamakan
‘Harmonis’.
‘Tengah’ itulah pokok besar daripada dunia, dan
‘Harmonis’ itulah cara menempuh Jalan Suci di dunia.
(Tengah Sempurna Utama.4)
Nah menurut saya, Daoisme itu hendak mewujudkan
keadaan ‘Tengah’ (jangan diartikan secara harafiah,
karena itu saya kasih tanda ”) ini sedang Kong Zi
(dan juga saya) merasa hal itu tidak mungkin terjadi
dan lebih menekankan pengikutnya untuk mencapai
‘Harmonis’.
Jangan beranggapan saya merendahkan Daoisme dan
meninggikan ajaran agama KHC. Daoisme mempunyai
idealisme sendiri seperti ‘menjauhi dunia’ untuk
menjaga kesucian dan mewujudkan keadaan ‘Tengah’ ini
sedang Kong Zi tidak sepakat dengan cara ini.

Kong Zi bersabda, “Kita ini manusia yang tidak dapat
hanya hidup bersama burung dan hewan (dan memutuskan
hubungan dengan sesama manusia). Bukankah Aku ini
manusia ? Kepada siapakah Aku harus berkumpul ? Kalau
dunia didalam Jalan Suci, Qiu {nama kecil Kong Zi}
tidak usah berusaha untuk memperbaikinya. ” (Sabda Suci
XVIII.6:4)

NB : Oh ya, Prof Fung Yulan punya tesis menarik. Dia
meragukan apakah kitab Dao De Jing itu benar karya Lao
Zi atau orang-orang lain pada jaman sesudahnya (masa
Zhanguo) yang menggunakan namanya untuk ‘mendukung’
pandangan/teori mereka. Jadi kitab Dao De Jing ini
diperkirakan dibuat pada jaman Zhanguo (476 SM – 221
SM). Tambahan Sepuluh Sayap (Shi Yi) dalam kitab Yi
Jing yang secara tradisional disebutkan sebagai karya
Kong Zi juga diragukan keotentikannya. Sebab jika Kong
Zi yang menulis, harusnya dia menulis ‘Qiu berkata’
dan bukannya ‘Zi berkata’.
Karena itu dalam bantahan singkat ini, saya hanya
mengambil ayat dari kitab Zhong Yong. Jika ada waktu,
saya benar-benar ingin mendengar penjabaran anda
tentang Dao ini.

tanya :

jimmy kosasih <jimmy.kosasih@ yahoo.co. id> wrote:
> kalo kita liat di film-film jepang atau korea,
> setiap bertamu dengan orang yang kita hormati pasti
> memberi salam dengan membungkukan kepala sekitar 90
> derajat, apa effect dari ajaran Kong Tze yang
> menyebar sampe ke sana?

jawab :

Ada. Kebudayaan Jepang dan Korea banyak terpengaruh
oleh ajaran Nabi Kong Zi terutama aliran dari Zhu Xi
(Cu Hi), tokoh agama Khonghucu pada masa dinasti Song
yang oleh orang barat disebut sebagai Neo
Confusianisme.

Prof Lee T Oei adalah orang yang mengkhususkan diri
pada penelitian terhadap Zhu Xi, sedang Prof Tu Wei
Ming mengkhususkan diri pada Wang Yangming.
Hasil-hasil Kajian Prof Lee T Oei selalu
disebarluaskan lewat majalah SGSK (Suara Genta Suci
Konfusiani) yang diterbitkan Matakin. Seharusnya
majalan SGSK ini selalu ada di tiap-tiap Lithang.
Apakah di kota anda tidak ada ?

NB : Terus terang saja, kajian-kajian Prof Lee T Oei
ini amat ‘berat’ untuk dibaca karena pemilihan
bahasanya yang terlalu indonesia (EYD) banget.

> kalo kita liat di film-film jepang atau korea,
> setiap bertamu dengan orang yang kita hormati pasti
> memberi salam dengan membungkukan kepala sekitar 90
> derajat, apa effect dari ajaran Kong Tze yang
> menyebar sampe ke sana?

— jimmy kosasih <jimmy.kosasih@ yahoo.co. id> wrote:

> ce it dan cap go apa ada dijelaskan di kitab se su?

Saya belum mengechek dalam kitab Li Ji. Tapi tidak
mungkin ada penjelasan panjang lebar dalam kitab Si
Shu. Mengapa ? Ini karena kitab Si Shu yakni Lun Yu
dan Meng Zi berisikan sabda-sabda Kong Zi dan
kata-kata Meng Zi dalam menjawab suatu pertanyaan dari
murid-muridnya. Sifatnya pendek, singkat dan hanya
menjawab yang ditanyakan. Tidak mungkin ada penjelasan
panjang lebar.
Sedang kitab Da Xue dan Zhong Yong sebenarnya hanya
beberapa kalimat Nabi Kong Zi yang kemudian dijabarkan
secara panjang lebar oleh Zeng Zi dan Zi Si.

Tapi ada sabda dalam Lun Yu yang menyinggung perihal
sembahyang chu yi (ce it ~ bulan baru), tapi bukan
penjelasan tentang tatacara sembahyang itu sendiri.

Zi Gong ingin menghapus korban kambing pada Upacara
Sembahyang Bulan Baru. Kong Zi bersabda, “Ci {nama
alias Zi Gong}, engkau menyayangkan kambingnya. Aku
menyayangkan Upacaranya.” (Sabda Suci III.17)

Jadi upacara sembahyang pada saat bulan baru (Chu yi)
itu sudah ada dan dilakukan pada masa hidup Nabi. Tapi
penjelasannya tidak ada dalam Si Shu. Mungkin harus
dilacak pada catatan sejarah negeri Lu atau dinasti
Zhou.
Apakah anda tertarik untuk melakukannya ?

budi tamtomo wrote :

peserta seminar kali ini 99% dari China, Taiwan,Malaysia dan beberapa negara yang nota bene menggunakan bahasa China yang standar.
belum tuntas belajar bahasa Tionghoa jangan salahkan siapa siapa, dalam paham Konfusius, kalau kita mengerjakan sesuatu dan gagal atau tak berhasil dengan nilai yang memuaskan , maka kita harus FAN QIU ZHU JI pemahaman tentang ajaran Kongfusius sudah cukup lumayan, tapi kalau mau menelusuri lagi yang lebih dalam, kita harus menggalinya dalam bahasa aslinya. ini pendapat saya, dan mungkin salah. tapi teruskanlah belajar, xue er shi xi zhi, bu yi yue hu………. .

—– Original Message —–

From: Sugiaman Gonassis

To: Junzigroup@yahoogro ups.com

Sent: Wednesday, October 24, 2007 7:18 PM

Subject: Balasan: [Junzigroup] Join us at the 4th Confucianism International Conference which will be held in Jakarta

Bahasa Inggris saya kurang bagus jadi percuma saja
ikut konferensi itu.
Jika anda ikut serta, boleh dong dikasih tahu
hasil-hasilnya. :p (mau enaknya sendiri aja he he he)

— jimmy kosasih <jimmy.kosasih@ yahoo.co. id> wrote:

> 第四屆儒學國際學術研討會
> The 4th Confucianism International Conference
>
> The theme for this conference:
> “Reinventing Kongzi’s values to strengthen the
> peaceful and harmonious world”
>
> Will be held on:
> 日期/ Date:20-Nov-2007 至/ to 23-Nov-2007
>
> 地點/Location:雅加達/Jakarta
>
> To register please e-mail us at:
> inni_kongjiao@ yahoo.co. id
> matakin@cbn. net.id

Di dunia ini ada idealisme (cita-cita luhur) dan juga
realisme (kenyataan). Manusia tidak bisa hidup hanya
dengan idealisme saja melainkan harus juga realistis.
Tapi jika manusia tidak punya idealisme, untuk apa dia
hidup ?

Masalah pinjaman dengan bunga atau sistem bagi hasil,
itu semua adalah perihal kenyataan /realitas di dunia
(bisnis). Mana ada sich orang yang mau meminjamkan
uangnya (tanpa bunga) sedang ia tidak punya keyakinan
apakah uangnya akan kembali utuh dan apakah bisa
dikembalikan tepat waktu ?
Kalo sistem bunga dikatakan riba, maka sistem bagi
hasil juga tidak bisa dikatakan adil.

Nah sekarang kita bicarakan tentang sistem yang ideal
yakni pinjaman atas dasar kepercayaan tanpa bunga atau
bagi hasil.
Kadang hal ini bisa juga berlaku dalam kenyataan.
Misalnya kita punya sahabat yang sangat akrab dan kita
percayai, lalu kita punya kelebihan uang sehingga bisa
kita pinjamkan. Tapi seringkali hal ini pada akhirnya
akan berakhir dengan memburuknya persahabatan kita.
Bukan karena teman kita mengingkari perjanjian tapi
bisa saja dia memang merugi dalam bisnisnya sehingga
tidak bisa mengembalikan pinjaman itu. Dalam hal ini
seorang junzi tidak menyayangkan berapa besar uang
yang hilang melainkan hancurnya sebuah persahabatan.

Dalam kitab Chun Qiu Jing, ada satu cerita tentang
persahabatan sejati antara Bao Shuya dan Guan Zhong.
Bao Shuya adalah anak dari keluarga kaya, sedang Guan
Zhong adalah anak yatim dari keluarga yang miskin.
Mereka bersahabat sejak kecil, Bao Shuya yang tahu
sahabatnya miskin ini sering membawakan kue saat Guan
Zhong menggembalakan kerbau majikannya.
Setelah mereka beranjak dewasa, Guan Zhong yang miskin
melihat ada peluang bisnis lalu mengajak Bao Shuya
untuk berkongsi dengan perjanjian hasilnya akan dibagi
2. Mereka lalu mempekerjakan seorang akuntan untuk
menghitung pendapatan mereka. AKuntan ini lalu
melaporkan pada Bao Shuya bahwa Guan Zhong telah
berbuat curang dan kadang mengambil bagian lebih
banyak dari bagian milik Bao Shuya. Tapi Bao Shuya
cuma tersenyum dan berkata, “Ibu Guan Zhong sudah tua
dan sakit-sakitan. Ia membutuhkan lebih banyak biaya
ketimbang saya. Tak apalah dia mengambil lebih
banyak.”
Entah karena apes atau apa, setiap kali Guan
Zhong memulai usaha sendiri, usaha itu selalu gagal
dan merugi. Ia bahkan pernah menjadi prajurit tapi
kemudian melarikan diri dari pasukan karena takut mati
di medan perang. Ada orang bertanya pada Bao Shuya,
mengapa ia masih bersahabat dengan Guan Zhong yang
pengecut, Bao Shuya menyahut, “Ibu Guan Zhong sudah
tua dan dia merasa berkewajiban untuk merawatnya.
Itulah sebabnya dia kabur dari medan perang.”
Kelak Guan Zhong dan Bao Shuya sama-sama bekerja
sebagai guru bagi pangeran negeri Qi. Bao Shuya
menjadi guru dari pangeran Xiaobai sedang Guan Zhong
menjadi guru dari pangeran Jiu. Walaupun mengabdi pada
dua pangeran yang berbeda, keduanya tetap berjanji
untuk bersahabat sampai mati.
Ketika rajamuda Qi Xiang Gong meninggal dunia,
kedua pangeran saling berebut kekuasaan. Demi membela
pangeran Jiu, Guan Zhong memanah pangeran Xiaobai.
Ternyata panah Guan Zhong hanya mengenai ikat pinggang
Xiaobai. Tapi Bao Shuya buru-buru meminta pangeran
Xiaobai untuk pura-pura mati. Terkecoh dengan siasat
Bao Shuya, Guan Zhong menjadi lengah dan melambatkan
keretanya. Ternyata Xiaobai dapat pulang lebih dulu
dan kemudian naik tahta sebagai rajamuda Qi Huan Gong.
Rajamuda Qi Huan Gong hendak membalasdendam dan
membunuh Guan Zhong, tapi Bao Shuya melindunginya dan
bahkan meminta rajamuda Qi agar mengangkat Guan Zhong
menjadi perdana menteri. Rajamuda Qi Huan Gong
akhirnya menuruti saran ini dan dengan bantuan Guan
Zhong berhasil menjadi rajamuda pemimpin !
Guan Zhong menjabat PM sampai akhir hayatnya.
Saat Guan Zhong mendekati ajal, rajamuda Qi Huan Gong
bertanya siapa yang layak menjadi penggantinya. Guan
Zhong tidak mengatakan Bao Shuya melainkan Xi Peng.
Ada orang yang memberitahu Bao Shuya tentang hal ini
tapi Bao Shuya cuma tertawa dan berkata, “Guan Zhong
itu tahu benar dengan sifatku. Aku tidak akan bisa
menjabat sebagai PM sebaik dirinya.”
Ketika Bao Shuya menjenguk Guan Zhong yang
sekarat sambil membawa kue kesukaannya dimasa kecil,
Guan Zhong berkata kepada semua orang, “Orang tuaku
memang memberiku nyawa dan kehidupan, tapi hanya Bao
Shuya-lah yang memahami jiwaku !”

Ini adalah kisah nyata sekaligus wujud
idealisme dalam ajaran Khonghucu. Masalahnya apakah
anda bisa berlaku begitu ‘luar biasa’ seperti Bao
Shuya ?

Jika anda menyayangi persahabatan yang anda
bina, jangan meminjamkan uang dengan sistem bagi hasil
maupun bunga. Pinjamkan jika anda memang ada kelebihan
dan berilah kepercayaan penuh pada sahabat anda. Anda
pasti tahu bagaimana praktek ‘Dapat Dipercaya’ itu
diberlakukan dalam masyarakat Tiongkok. Dalam
cerita-cerita roman sering kita dapati istilah ‘hutang
akan dibayar walaupun pada kehidupan berikutnya’.
Sebaliknya jika anda tidak begitu mempercayai
orang yang akan pinjam uang, terserah anda mau pakai
sistem bagi hasil atau bunga (asalkan bunganya juga
masuk akal).
Pemerintah kita itu seringkali meneriakkan bahwa
tengkulak/lintah darat itu mencekik rakyat, tapi
sudahkah dia mengupayakan agar rakyat bisa mendapatkan
kredit dengan bunga yang masuk akal ? Jangan cuma
menyalahkan orang lain tapi tidak memberikan solusi.
Jika pemerintah bisa menyediakan kredit dengan bunga
ringan, pastilah para lintah darat itu akan habis
dengan sendirinya. Mengapa harus pakai propaganda yang
tidak-tidak ?

Sekarang terserah anda ? Apakah bisa hidup
dengan idealisme ataukah harus mengorbankan idealisme
?

— jimmy kosasih <jimmy.kosasih@ yahoo.co. id> wrote:

> masalah hutang piutang sangat akrab di telinga kita,
> termasuk pinjam uang di bank, kredit kendaraan
> bermotor, sampe kredit rumah.
> menurut ahli kitab tertentu itu haram hukumnya
> karena ada 2 harga dalam 1 benda, misal rumah harga
> cash 100 jt, dan kredit lebih dari 100 jt, maka
> sesuai dengan ajaran tersebut yang adil adalah
> dengan memberikan kredit tanpa bunga, dan dengan
> ketentuan tertentu si peminjam dan pemberi kredit
> mengadakan keseakatan kerjasama, jika pinjamannya
> tersebut menghasilkan keuntungan yang besar maka
> pengembaliannya juga ada bagi usaha, tapi jika rugi
> maka si pemberi pinjaman akan menanggung akibatnya
> juga, lepas dari adil atau tidak, sistem kerjasama
> yang demikian ini merupakan sistem kerjasama yang
> menuntut kejujuran tinggi, kebalikan dengan hukum
> dagang mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan
> pengorbanan sekecil kecilnya. bagaimana seorang
> junzi menyikapinya?

kebaktian dan pengkajian

October 25, 2007

 Kalo di Surabaya, lagu penutup kebaktian adalah
> Damai
> di Dunia dan Terima KAsihku.
>
> apakah ini suatu keharusan yang tertuang di dalam
> kitab su si dan u ching?

Ini bukan keharusan. Saya hanya menjawab pertanyaan
saudara Jimmy dan memberikan perbandingan dengan yang
terjadi di Surabaya.

> saya kira tidak, ini cuma formalitas yang
> dibuat-buat seolah-olah sama
> dengan suasana gereja. shame on you.

ini sudah saya jelaskan pada email yang lain. memang
harus diakui bahwa bentuk kebaktian agama KHC agak
mirip dengan kebaktian di gereja. Maklumlah masih
mencari-cari bentuk yang ideal.

> saya lebih cenderung ke ajaran Islam yang asli
> seperti Allu Sunnah Wal
> Jamaah, jadi apa yang kita kerjakan harus menurut
> Hadits dan Al Quran, jika
> tidak maka bisa dikategorikan sesat.
>
Kong Zi bersabda, “Kalau berlainan Jalan Suci, tidak
usah saling berdebat.” (Sabda Suci XV.40)
Bukan maksud saya untuk mendebat kepercayaan anda,
karena itulah saya mengambil ayat diatas. Tapi jika
sekedar untuk berdiskusi bolehlah.
Ada sabda Nabi yang menyebutkan, apa yang tidak boleh
dilakukan rakyat haruslah diberitahukan lebih dulu
sehingga dengan demikian rakyat tahu apa yang boleh
dan bisa dilakukan. Mengapa demikian ? Ini karena
terlalu banyak ragam jenis perbuatan yang bisa
dilakukan manusia sehingga tidak mungkin dirinci satu
persatu apa yang boleh dan yang tidak. Karena itulah
cukup diberitahukan apa yang tidak boleh (melanggar
Kesusilaan) sehingga rakyat akan tahu sendiri
batas-batasnya.
Semakin maju perkembangan jaman semakin banyak yang
bisa dilakukan. Apakah Al Qur-an memuat semua macam
hal. Apakah dimasa Nabi ada pesawat terbang, piano,
baju ketat dan lain-lain ? Tentulah yang menambahkan
hal-hal ini adalah ulama-ulama sesudah Nabi Muhammad.
Apakah menurut Islam, kata-kata ulama/pemuka agama ini
sama sahih-nya dengan Nabi Muhammad ?
Saya punya banyak teman beragama Kristen. Ada salah
satu agama Kristen yang begitu bersemangat untuk
memurnikan ajarannya sehingga semua hal harus
dikembalikan kepada ayat-ayat suci di dalam Alkitab.
Teman saya yang kristen (dari lain aliran) bahkan
sampai berkata, “Jika menuruti ayat-ayat dalam
Alkitab, bisa-bisa naik pesawat terbang dianggap sesat
karena di alkitab tidak ada ayat tentang pesawat
terbang !”